Nama : karimatunnisa
Kelas : xii ipa 1
Nis : 1010407
Kata
Pengantar
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nyalah semata
sehingga pada kesmpatan kali ini saya dapat menyusun makalah yang berhubungan
dengan Protein.
Salam dan taslim kita kirimkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW uswatul hasanah. Semoga kebahagiaan dan
keselamatan tercurah kepada beliau, keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan
sampai kepada kita yang masih senantiasa konsekuen terhadap ajaran beliau.
Insya Allah, Amin.
Berdasarkan makalah yang telah saya
buat, saya selaku siswa dalam hal ini
masih memohon petunjuk, sumbangsara dan kritik yang konstruktif yang dapat
bermanfaat bagi saya dan tentunya bagi laporan- laporan yang mendatang. Semoga
kekuranagan yang ada dalam laporan ini menjadi pelajaran sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Daftar
Isi
Kata
Pengantar ……………………………………..
Daftar
isi ……………………………………..
Bab I Pendahuluan …………………………………….
I.I
Latar Belakang ……………………………………..
I.II
Rumusan Masalah …………………………………….
I.III
Tujuan …………………………………….
I.IV
Manfaat …………………………………….
Bab
II Pembahasan …………………………………….
Bab
III Penutup …………………………………….
· Kesimpulan …………………………………….
· Saran …………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tatanan senyawa, atom, reaksi-reaksi yang terdapat di
permukaan bumi. Suatu senyawa merupakan kumpulan dari atom-atom yang saling
berhubungan baik dengan menggunakan ikatan ion, maupun yang menggunakan ikatan
kovalen. Dalam ilmu kimia banyak hal yang dapat di pelajari berkaitan dengan
senyawa-senyawa yang ada di permukaan bumi ini. Suatu atom yang bebas atau
berdiri sendiri jika di reaksikan dengan atom yang lain akan membentuk suatu
senyawa, yang nantinya senyawa itulah yang dapat dimanfaatkan manusia dalam
berbagai hal.
Salah satu senyawa yang dipelajari
dalam ilmu kimia yaitu protein. Protein merupakan senyawa polimer(poliamida)
dengan monomernya berupa asam amino. Protein adalah salah satu senyawa yang
mempunyai peranan penting bagi tubuh. Protein tidak dapat disimpan di dalam
tubuh. Jika tubuh telah dicukupi kebutuhan putih telurnya(atau protein),
kemudian ditambahkan lagi protein, maka protein didalam tubuh mengalami
peningkatan(kelebihan) sehingga protein yang berlebih tersebut akan di
keluarkan atau akan di rombak menjadi lemak atau karbohidrat. Sehingga protein
tidak dapat dihasil kan di dalam tubuh manusia, tetapi protein diambil dari
makanan-makanan yang berada di alam sekitar baik yang telah di olah maupun yang
masih bersifat alami.
Protein
memiliki peranan yang begitu banyak, sehingga menimbulkan keingin seseorang
untuk mengetahui tentang senyawa protein. Dalam makalah ini akan di uraikan
berbagai hal tentang protein.
I.II Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian protein ?
2.
Apakah cirri-ciri protein ?
3.
Bagaimana struktur dari senyawa protein
?
4.
Bagaimana reaksi-reaksi terbentuknya
senyawa protein ?
5.
Bagaimana penggolongan protein ?
6.
Bagaimana cara mengindentifikasi protein
?
7.
Apakah sifat, fungsi atau peranan
protein dalam kehidupan ?
I.III
Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini yaitu adanya keinginan untuk memberikan informasi kepada
pihak halayak tentang protein :
1.
Mengetahui pengertian protein
2.
Mengetahui cirri-ciri protein
3.
Mengetahui golongan protein
4.
Mengetahui identifikasi protein
5.
Mengetahui sifat, fungsi, dan perannya
dalam kehidupan.
I.IV
Manfaat
Manfaat dengan adanya
makalah ini adalah
1.
Dapat mengetahui pengertian dari protein
2.
Dapat mengetahui cirri-ciri protein
3.
Dapat mengetahui golongan protein
4.
Dapat mengidentifikasi protein.
5.
Dan dapat mengetahui sifat, fungsi dan
peranan protein dalam kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
·
Pengertian
Protein
Protein merupakan senyawa polimer (poliamida) dengan
monomernya berupa asam amino. Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an
oleh pakar kimia Belanda bernama Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang
pertama yang mempelajari kimia dalam protein secara sistematik. Ia secara tepat
menyimpulkan peranan inti dari protein
dalam
sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios, yang
berarti “bertingkat pertama”. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih
dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel,
komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai
reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas
penelitianbiokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim. Semua
jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap
jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel,
protein terdapat baik pada membrane plasma maupun membran internal yang
menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan
badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.
Protein-protein yang terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim
banyak terdapat di dalam sitoplasma dan sebagian terdapat pada kompartemen dari
organel sel. Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen.
Ketika berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Protein
merupakan komponen utama bagi semua benda hidup termasuk mikroorganisme, hewan
dan tumbuhan. Protein merupakan rantaian gabungan 22 jenis asam amino. Protein
ini memainkan berbagai peranan dalam benda hidup dan bertanggungjawab untuk fungsi
dan ciri-ciri benda hidup.
Keistimewaan lain dari protein ini adalah
strukturnya yang mengandung N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O
(21-23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak),
dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein).
Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk
menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan
N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain
·
Ciri-ciri
Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik
yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang
mengarahkan biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1.
Susunan kimia yang khas
Setiap
protein individual merupakan senyawa murni
2.
Bobot molekular yang khas
Semua
molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot
molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami
perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3.
Urutan asam amino yang khas
Urutan
asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi,
perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu
·
Penggolongan
Protein
Protein adalah molekul yang sangat vital untuk
organisme dan terdapat di semua sel. Protein merupakan polimer yang disusun
oleh 20 macam asam amino standar. Rantai asam amino dihubungkan dengan ikatan
kovalen yang spesifik. Struktur & fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah
dan urutan asam amino sedangkan sifat fisik dan kimiawi dipengaruhi oleh asam
amino penyusunnya. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam,
antara
lain:
a. Berdasarkan struktur molekulnya
Struktur
protein terdiri dari empat macam :
1.
Struktur primer (struktur utama)
Struktur
ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara kovalen
melalui ikatan peptida.
2.
Struktur sekunder
Protein
sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino.
Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar
rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan
hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu: heliks dan sheet.
3.
Struktur Tersier
Terbentuk
karena adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks. Pelipatan distabilkan
oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan hidrofobik,
ikatan hidrofilik.
4.
Struktur Kuartener
Terbentuk
dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit. Interaksi
intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempat/kuartener
b. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
1.
Protein globular
Terdiri
dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat
padat. Misalnya enzim, albumin, globulin,protamin. Protein ini larut dalam air,
asam, basa, dan etanol.
2.
Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri
dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang,
dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera
dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air,
asam, basa,maupun etanol.
c. Berdasarkan Fungsi Biologi
Pembagian
protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara
lain:
1.
Enzim (ribonukease, tripsin)
2.
Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3.
Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur,kasein/susu,
feritin/jaringan hewan)
4.
Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5.
Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6.
Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
7.
Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
d. Berdasarkan Daya Larutnya
1.
Albumin
Larut
air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan
albumin serum
2.
Globulin Glutelin
Tidak
larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin (gandum),
orizenin (padi).
3.
Gliadin (prolamin)
Larut
etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%. Gliadin/gandum, zein/jagung
4.
Histon
Bersifat
basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi
dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan
pekat (jenuh 30-50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.
5.
Protamin
Larut
dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi
nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.
·
Protein Majemuk
Adalah
protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein
1.
Fosfoprotein
Protein
yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur
2.
Kromoprotein
Protein
berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu
3.
Fosfoprotein
Protein
yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur
4.
Kromoprotein
Protein
berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu
5.
Protein Koenzim
Misalnya
NAD+, FMN, FAD dan NADP+
6.
Protein Koenzim
Misalnya
NAD+, FMN, FAD dan NADP+
7.
Lipoprotein
Mengandung
asam lemak, lesitin
8.
Metaloprotein
Mengandung
unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb)
9.
Glikoprotein
Gugus
prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur),oskomukoid (pada tulang)
10.Nukleoprotein
Protein
dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder) misalnya pada jasad
renik
·
Identifikasi Protein
Identifikasi
protein dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu ;
Secara
kualitatif terdiri atas ; reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole,
reaksi Millon,
reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari ;
metode Kjeldahl, metode titrasi formol,metode Lowry, metode spektrofotometri
visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV.
* Identifikasi
Kualitatif
1. Reaksi
Xantoprotein
Larutan asam
nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah
dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat
pada molekul protein. Reaksi
ini positif
untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.
2. Reaksi
Hopkins-Cole
Larutan protein
yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang
mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk
magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat
dituangkan
perlahan-lahan
sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian
akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.
3. Reaksi Millon
Pereaksi Millon
adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi
ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif
untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
4. Reaksi
Natriumnitroprusida
Natriumnitroprusida
dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang
mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat
memberikan hasil positif.
5. Reaksi
Sakaguchi
Pereaksi yang
digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan
hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang
mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.
6. Metode Biuret
Larutan protein
dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini
untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada
bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai
dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.
·
Sifat,
Fungsi dan Peranan Protein
Sifat-sifat
protein:
Ø Larut
dalam air dan pelarut polar lain
Ø Tidak
larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzene dan dietil eter
Ø Mempunyai
titik lebur lebih besar dibandingkan senyawa karboksilat dan amina.
Ø Mempunyai
momen dipole besar
Ø Bersifat
elektrolit:
·
Kurang basa disbanding amina
·
Kurang asam disbanding karboksilat
Fungsi
dan peran protein
·
Sebagai biokatalis
·
Pengangkut oksigen ke sel
·
Makanan cadangan
·
Penggerak otot
·
Pelindung jaringan di bawahnya dan
pelindung terhadap mikroorganisme pathogen.
·
Pengatur reaksi dalam tubuh.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
III.I
Kesimpulan
Protein merupakan senyawa polimer
(poliamida) dengan monomernya berupa asam amino. Protein terbentuk dari proses
kondensasi .
Pada umumnya lemak bersifatlarut dalam
air dan pelarut polar lain dan memiliki titik lebur lebih besar dibandingkan
senyawa karboksilat dan amina.
Protein
juga sangat berperan dalam kehidupan
salah satunya yaitu sebagai biokatalis dan cadangan makanan.
Ada 6 cara identifikasi protein
yaitu reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole,
reaksi
Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi, raeksi Biuret.
III.II
Saran
1.
Dalam membuat makalah di perlukan sifat
sabar dan ketelitian agar didapatkan hasil yang maksimal.
2.
Perhatikan semua hal yang dapat
mengganggu kelancaran kegiatan penelitian.
3.
Perhatikan kelengkapan alat dan bahan
4.
Untuk memperakurat isi makalah seringlah
mengulang ulang halaman makalah untuk melihat adakah kesalahan yang terdapat di
dalamnya


Nama : Nur Suci
Kelas : XII IPA 1

Tidak ada komentar:
Posting Komentar