Kamis, 17 April 2014

asal usul nama bugis enrekang

Nama: Karimatunnisa
Kelas: XI IPA 1
Asal Usul Nama Bugis Enrekang
Dahulu kala hiduplah seorang raja yang kaya makmur  yang memiliki dua orang anak, anak pertama bernama Lajana dan anak keduan bernama Sangkala. Kedua kakak beradik ini sangat bertolak belakan dalam perilakunya sehari-hari.
Lajana yang pemalas sehariannya hanyalah makan dan tidur tanpa pernah  melakukan hal yang bermanfaat. Berbeda dengan kakaknya Sangkala , yang rajin dan patuh terhadap orang tuanya. Setiap hari Sangkala selalu bekerja keras, walaupun dia adalah seorang anak raja. Tidak sesuai dengan kenyataan, nasib Lajana lebih baik daripada Sangkala. Lajana lebih disayang oleh ayahnya, seperti itulah yang terjadi.
Sangkala memiliki 2 ekor hewan yang sangat dia sayangi. Sudah sewajarnya Sangkala sangat menyayangi hewan peliharaannya itu, sebab kedua hewan tersebut merupakan hewan pemberian ayahnya yang berupa seekor ayam jantan dan seekor anjing
Suatu hari sangkala diperintah oleh ayahnya untuk menggembala hewan hewan ternak ayahnya namun naas tak dapat dihindari, seluruh hewan ternak hilang bak  ditelan bumi. Akibat kelalaiannya itu dihukumlah Sangkala oleh ayahnya. Dia tidak boleh makan minum dan tidur di rumah akibat kelalaiannya itu.
Berat hukuman yang diterima Sangkala, namun ia masih sedikit terhibur karena ia ditemani oleh hewan peliharaan kesayangannya selama berada diluar sana. Beberapa hari tidak makan, tidak membuat Sangkala sedia dia tetap ceria dan semangat. Hal inilah yang membuat ayahnya dan Lajana merasa heran bukan kepala. Sewaktu-waktu Lajana dan ayahnya memperhatikan kehidupan Sangkala diluar sana. Ternyata ayam janta sangkala bukanlah ayam jantan sembarangan,apapun yang diminta Oleh Sangkala pasti terwujud lewat ayam jantan yang bernama Ceppaga itu.
Suatu hari hujan derasdisertai angin kencang menimpah Sangkala, pada saat itu Sangkala menitahkan Ceppaga untuk menyelamatkan dirinya dari terpaan angin dan hujan. Alhasil angin semakin kencang dan hujan semakin deras, sehingga sangkla dang anjingnya yang bernama Bolong tidak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian sangkala dan Bolong mendengar sayup-sayup gemuruh angin disertai dengan kokokan ayang dan bisikan yang menyuruh sangkala untuk segera bangun. “ Hai Sangkala, kamu adalagh anak yang baik maka sudah sepantasnya kamu mendapatkan apapun yang kamu mau dan segeralah membuka kedua matamu”. Seperti itulah suara yang didengar Sangkala. Begitu ia membuka matanya, ia meerasa sangat takjup karena didepan maytanya telahberdiri istana megah beserta dengan segala isinya.
Mendengar kabar bahwa Sangkala telah berubah kehidupannya menjadi seorang raja, ayahnya dan Lajana mengatur agar apa yang dimiliki oleh Sangkala bisa meraka rebut. Tibalah saat rencana di laksanakan. Lajana menemui adiknya dan mengajaknya kehutan untuk mencari pohon besar yang akan dibuat peti mati untuk ayah mereka karena ayah mereka sudah terlalu tua dan mungkin sebentar lagi akan meninggal.
Dalam perjalanan Sangkala dan Lajana Berserta Ceppaga dan  Bolong, setlah berjalan beberapa hari dihutan akhirnya mereka mendapatkan pohon besar yang dapat dijadikan peti mati. Tak berselang lama akihrnya rampunglah peti mati yang mereka buat, namun disinilah akal licik Lajan dimulai.
Ia meninta adiknya untuk mencoba ukuran peti mati tersebut, tanpa rasa curiga Sangkala pun memasuki peti mati dan seketika itu Lajana langsung menutup rapat dan dipaku sehingga Sangkala tidak dapat keluar dari peti mati tersebut. Beberapa lama kemudian tewaslah Sangkala didalam peti mati tersebut. Tanpa pikir panjang lagi Lajana menghayutkan peti mati itu kesungai bersama dengan Ceppaga dan Bolong diatasnya, setelah melakukan semua rencana jahatnya ia pun bergegas lari kedalam hutan.
Namun tak lama setelah itu Lajana meninggal di tengah hutan karena tidak makan dan minum sedikitpun. Berbulan bulan lamanya peti itu hanyut disungai hingga pada akhirnya peti itu tersangkutdi akar pepohonan dan diam.
Ceppaga dan Bolong kemudian membuka peti mati yang berisi mayat tuanya itu, ketika telah dibuka ternyata mayat Sangkala telah hancur dan mentisahkan 3 belatung. 2 belatung di makan oleh Ceppaga dan Bolong, dan secara ajaib 1 belatung yang tersisa berubah menjadi laron. Ternyata laron itu merupakan jelmaan dari arwah Sangkala, kemudian laron yang merupakan jelmaan sangkala member nasehat kepada Ceppaga dan Bolong sekaligus memberikan terima kasih atas kebaikan Ceppaga dan Bolong selama ia masih hidup.

Akhirnya setelah memberikan ucapan perpisahan, laron tersebut terbang dari peti mati untuk menujuke daratan. Sampai sekarang daratan tempat laron itu singgah diberi nama Enrekang, yang dalam bahasa bugis duri artinya adalah tempat naik. Begitulah asal mula dari nama sebuahkabupaten di Sulawesi selatan, enrekang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar