Nama: Karimatunnisa
Kelas: XI IPA 1
Asal
Usul Nama Bugis Enrekang
Dahulu
kala hiduplah seorang raja yang kaya makmur
yang memiliki dua orang anak, anak pertama bernama Lajana dan anak
keduan bernama Sangkala. Kedua kakak beradik ini sangat bertolak belakan dalam
perilakunya sehari-hari.
Lajana
yang pemalas sehariannya hanyalah makan dan tidur tanpa pernah melakukan hal yang bermanfaat. Berbeda dengan
kakaknya Sangkala , yang rajin dan patuh terhadap orang tuanya. Setiap hari
Sangkala selalu bekerja keras, walaupun dia adalah seorang anak raja. Tidak
sesuai dengan kenyataan, nasib Lajana lebih baik daripada Sangkala. Lajana
lebih disayang oleh ayahnya, seperti itulah yang terjadi.
Sangkala
memiliki 2 ekor hewan yang sangat dia sayangi. Sudah sewajarnya Sangkala sangat
menyayangi hewan peliharaannya itu, sebab kedua hewan tersebut merupakan hewan
pemberian ayahnya yang berupa seekor ayam jantan dan seekor anjing
Suatu
hari sangkala diperintah oleh ayahnya untuk menggembala hewan hewan ternak
ayahnya namun naas tak dapat dihindari, seluruh hewan ternak hilang bak ditelan bumi. Akibat kelalaiannya itu
dihukumlah Sangkala oleh ayahnya. Dia tidak boleh makan minum dan tidur di
rumah akibat kelalaiannya itu.
Berat
hukuman yang diterima Sangkala, namun ia masih sedikit terhibur karena ia
ditemani oleh hewan peliharaan kesayangannya selama berada diluar sana.
Beberapa hari tidak makan, tidak membuat Sangkala sedia dia tetap ceria dan
semangat. Hal inilah yang membuat ayahnya dan Lajana merasa heran bukan kepala.
Sewaktu-waktu Lajana dan ayahnya memperhatikan kehidupan Sangkala diluar sana.
Ternyata ayam janta sangkala bukanlah ayam jantan sembarangan,apapun yang
diminta Oleh Sangkala pasti terwujud lewat ayam jantan yang bernama Ceppaga
itu.
Suatu
hari hujan derasdisertai angin kencang menimpah Sangkala, pada saat itu
Sangkala menitahkan Ceppaga untuk menyelamatkan dirinya dari terpaan angin dan
hujan. Alhasil angin semakin kencang dan hujan semakin deras, sehingga sangkla
dang anjingnya yang bernama Bolong tidak sadarkan diri.
Beberapa
saat kemudian sangkala dan Bolong mendengar sayup-sayup gemuruh angin disertai
dengan kokokan ayang dan bisikan yang menyuruh sangkala untuk segera bangun. “
Hai Sangkala, kamu adalagh anak yang baik maka sudah sepantasnya kamu
mendapatkan apapun yang kamu mau dan segeralah membuka kedua matamu”. Seperti
itulah suara yang didengar Sangkala. Begitu ia membuka matanya, ia meerasa
sangat takjup karena didepan maytanya telahberdiri istana megah beserta dengan
segala isinya.
Mendengar
kabar bahwa Sangkala telah berubah kehidupannya menjadi seorang raja, ayahnya
dan Lajana mengatur agar apa yang dimiliki oleh Sangkala bisa meraka rebut.
Tibalah saat rencana di laksanakan. Lajana menemui adiknya dan mengajaknya
kehutan untuk mencari pohon besar yang akan dibuat peti mati untuk ayah mereka
karena ayah mereka sudah terlalu tua dan mungkin sebentar lagi akan meninggal.
Dalam
perjalanan Sangkala dan Lajana Berserta Ceppaga dan Bolong, setlah berjalan beberapa hari dihutan
akhirnya mereka mendapatkan pohon besar yang dapat dijadikan peti mati. Tak
berselang lama akihrnya rampunglah peti mati yang mereka buat, namun disinilah
akal licik Lajan dimulai.
Ia
meninta adiknya untuk mencoba ukuran peti mati tersebut, tanpa rasa curiga
Sangkala pun memasuki peti mati dan seketika itu Lajana langsung menutup rapat
dan dipaku sehingga Sangkala tidak dapat keluar dari peti mati tersebut.
Beberapa lama kemudian tewaslah Sangkala didalam peti mati tersebut. Tanpa
pikir panjang lagi Lajana menghayutkan peti mati itu kesungai bersama dengan
Ceppaga dan Bolong diatasnya, setelah melakukan semua rencana jahatnya ia pun
bergegas lari kedalam hutan.
Namun
tak lama setelah itu Lajana meninggal di tengah hutan karena tidak makan dan
minum sedikitpun. Berbulan bulan lamanya peti itu hanyut disungai hingga pada
akhirnya peti itu tersangkutdi akar pepohonan dan diam.
Ceppaga
dan Bolong kemudian membuka peti mati yang berisi mayat tuanya itu, ketika
telah dibuka ternyata mayat Sangkala telah hancur dan mentisahkan 3 belatung. 2
belatung di makan oleh Ceppaga dan Bolong, dan secara ajaib 1 belatung yang
tersisa berubah menjadi laron. Ternyata laron itu merupakan jelmaan dari arwah
Sangkala, kemudian laron yang merupakan jelmaan sangkala member nasehat kepada
Ceppaga dan Bolong sekaligus memberikan terima kasih atas kebaikan Ceppaga dan
Bolong selama ia masih hidup.
Akhirnya
setelah memberikan ucapan perpisahan, laron tersebut terbang dari peti mati
untuk menujuke daratan. Sampai sekarang daratan tempat laron itu singgah diberi
nama Enrekang, yang dalam bahasa bugis duri artinya adalah tempat naik. Begitulah
asal mula dari nama sebuahkabupaten di Sulawesi selatan, enrekang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar