HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap
Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Percobaan Lazzaro Spallanzani” yang
disusun oleh
Nama :
Karimatunnisa
NIM :
1312040011
Kelas/Kelompok :
Pendidikan Fisika/III
Jurusan :
Fisika
telah diperiksa dan koreksi oleh asisten/kordinator asisten, maka
dinyatakan diterima
Makassar, November
2013
Kordinator
asisten, Asisten,
Adi Putra Rahman Ummul
Asma Azis
NIM:
091414021 NIM:
1114040057
Mengetahui,
Dosen penanggung jawab
Sitti Saenab, S.Pd M.Pd
NIP:19810302
200912 2
003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pernyataan
“Apakah hidup” dan “Dari manakah asal kehidupan” merupakan masalah dari abad ke
abad. Banyaknya pendapat yang ada tentang kehidupan membuktikan bahwa,
asala-usul kehipuan belum dapat didefinsikan secara utuh dari mana berawalnya.
Pendapat-pendapat itu lahir dari para ahli biologi yang menyatakan suatu teori
tentang kehidupan yang didasari dari pengalaman yang dialami oleh para ahli
serta percobaan yang memerlukan ketelitian yang telah dilakukan oleh para ahli.
Salah teori kehidupan yang sangat terkenal adalah teori yang abiogenesis yang
di kemukakan oleh Aristoteles, yang dimana inti dari teorinya mengatakan bahwa
kehidupan itu ada dengan spontanitas, pendapat yang dikemukan oleh Aristoteles
ini diambil dari pengalaman yang dialami oleh Aristoteles yang melukan
perjalanan dan melihat seekor kata berasal dari lumpur Karena katak itu keluar
dari lumpur.
Tapi
pandangan tentang kehidupan yang dikemukakan oleh Aristoteles dkk akhirnya
tumbang karena hadirnya teori biogenesis yang dipelopori oleh Francesco Redi,
Lazzaro Spanllanzani,dan Louis Pastuer. Lazzaro Spanllanzani dkk berpendapat
bahawa kehidupan berasal dari kehidupan yang sebelumnya, pendapat yang
dikemukan Lazarro Spanllanzani ini berasal dari hasil penelitian yang
lakukannya, dimana hasil penelitian yang di lakukan oleh Lazarro Spanllanzani
ini di sempurnahkan oleh Louis Pastuer. Teori ini ada karena adanya perbedaan
pikiran yang dimiliki oleh setiap ahli, dan adanya rasa ingin tahu yang besar
dari para ahli yang ingin membuktikan kesalahan dari teori abiogenesis.
Sehingga membutuhkan pemikiran yang ilmiah untuk menbuktikanya.
Adanya
pemikiran yang berbeda pada setiap orang, sehingga setiap orang tersebut
memiliki sifat kritis terhadap suatu pendapat yang diragukan kebenaranya
menjadi bukti bahwa setiap orang berpeluang untuk mengeluarkan pendapat sama
halnya dengan para ahli yang mengemukanan sependapat karena adanya sifat kritis
terhadap padangan yang bersifat ragu-ragu. Ini membuktikan bahwa mahasiswa juga
perpeluang memecahkan suatu masalah. Karena adanya peluang tersebut maka
melalui praktikum ini dijadikan wadah untuk membuktikannya.
B. Tujuan
Tujuan
dilaksanakan praktikum ini yaitu memberikan kesempatan kepada
mahasiswa dalam mengelola pemikirannya untuk memecahkan masalah biologi sama
halnya yang pernah dilakukan oleh para ahli untuk menumbangkan pandangan yang
diragukan.
C. Manfaat
Manfaat
dilaksanakan praktikum ini yaitu mahasisiwa dapat mengetahui tahap-tahap
percobaan yang telah dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani dan juga mengetahui
bagaimana teori abiogenesis dapat mematahkan teori abiogenesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan spallanzani yang meraguka kebenaran teori abiogenesis/generatio spontaneae dari
aristoteles (Tim penyusun, 2013).
Pernyataan yang selalu
timbul bagi para pemikir, filosofis dan kaum naturalis adalah mengenai asal
mula terjadinya kehidupan dibumi ini. Sampai sekarang hal tersebut masih tetap
merupakan teka-teki yang belum dapat dipecahkan. Macam-macam pandangan telah
dikemukakan mengenai asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini, namun
pandangan-pandangan tersebut hanyalah merupakan hipotesis yang memiliki arti
sejarah ( Winatasismita,1999).
Abiogenesis adalah ( Gk. A= tidak, Bios = hidup, Genesis= kelahiran)
suatu istilah asal usul di bumi yang menyatakan bahwa sesuatu yang menghasilkan
zat hidup berasal dari bahan yang tidak hidup, atau sebagai generasi
spontaneo,suatu teori yang dimunculkan setelah abad ke-19 yang menyatakan bahwa
mikroorganisme atau organismeyang lebih tinggi dapat terjadi dari materi yang
tidak hidup. Teori ini didukung oleh Teori Urey ( Harold Urey ,1893), Teori
Oparin (Al Oparin, 1936), Percobaan Stanley Miller (1953), dan Percobaan Shilly
B. Foks (Suroso, 2002).
Konsep mengenai kehidupan berasal dari materi-materi
yang tak berjiwa secara spontan, teori ini cukup lama di percaya oleh
masyarakat. Generation spontanea atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan
ini dimulai dari zat anorganik atau zat-zat organic yang telah membusuk.
Sebagai contoh, di China, bahkan dari sejak permulaan telah dipercaya bahwa
lebah atau serangga yang lain timbul secara spontan karena pengaruh panas dan
kelembaban. Dalam kitab suci orang India terdapat petunjuk tentang timbulnya macam-macam
parasit, lebah dan kumbang secara tiba-tiba dari keringat dan rabuk. Namun
akhirnya teori generation spontanea atau abiogenesis ini ditentang oleh F.Redi,
Spanllanzani dan Pasteut melalui beberapa percobaan ( Winatasasmita,1999).
Biogenesis adalah ( Gk. Bios = hidup, Genesis =
keturunan ). Suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk
pula, simpoyan “omne vivum ex ovo” (kejadian makhluk hidup berasal dari telur)
dan “omne vivum ex vivo” (kehidupan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada ). Teori
biogenesis didukung oleh Lazarro Spanllanzani, Francesco Redi,dan Louis Pasteur
(Suroso,2002).
Menurut Winatasasmita (1999) tokoh dalam teori
biogenesis yang terkenal adalah:
1. Fransisco Redy (1688)
Untuk mempertahankan pendapatnya bahwa makhluk hidup
tidak berasal dari benda mati tetapi makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga,ia melajukan percobaan dengan menggunakan sepotong dagingyang dimasukkan
dalam 3 buah labu. Labu pertama diisi sepotong daging, kemudian labuditutup
rapat. Labu kedua diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup dengan kain
kassa. Labu ketiga diisi sepotong daging, dan labu dibiarkan terbuka. Dari
hasil percobaan tersebut Redy menyatakan bahwa jika lalat dicegah jangan sampai
meletakkan telurnya pada daging, maka makhluk hidup (belatung) tidak akan
muncul dari daging tersebut jadi menurut Redy makhluk hidup berasal dari telur ( Omne vivum ex ovo )
2. Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang lebih
baik dari percobaan yang telah dilakukan Fransisco Redy. Ia menggunakan tabung
yang masing-masing diisi dengan air kaldu yang kemudian diberikan perlakuan
sebagai berikut:
a. Tabung pertama tanpa dipanasi, ditutup rapat
b. Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih,dibiarkan
terbuka
c. Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih dan ditutupi
rapat.
Dari
hasiltersebut Spallanzani menyatakan, apabila kaldu dididihkan dan kemudian
ditutup rapat tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai makhluk hidup.
3. Louis Pasteur (1862)
Beberapa orang telah keberatan terhadap eksperimen
yang telah dilakukan oleh Redy dan Spallazani. Mereka berpendapat bahwa untuk
dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda yang tak hidup diperlukan gaya
hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani tidak ada karena labu ditutup
rapat. Untuk itu Louis Pasteur berusaha memperbaiki percobaan Spallanzani
dengan menggunakan labu yang mempunyai tutup berbentuk leher angsa (seperti
huruf s) dengan tutup labu seperti huruf s maka kaldu yang ada dalam labu masih
tetap dapat berhubungan dengan udara luar, tetapi makhluk hidup diluar tidak
dapat masuk ke dalam labu. Labu percobaan diisi dengan air kaldu, kemudian dipanaskan
sampai mendidih. Setelah itu labu ditutup, dengan tutup yang mempunyai pipa
berbentuk huruf s. setelah diamati beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat
dalam labu percobaan tidak menunjukkan adanya perubahan. Dari dari percobaannya
akhirnya Louis Pateur mengambil kesimpulanbahwa adanya kehidupan berasal dari
kehidupan lain. Yang kemudian dikenal dengan slogan Omne vivum ex vivo.
Walaupun Louis Pasteur dengan
percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation
spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa
masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab. Kapan
dimana dan dengan cara bagaimana kehidupan di bumi ini berawal? adalah
pertanyaan yang terus menggoda para ilmuwan.Berbagai teori asal-usul kehidupan
telah disusun oleh para pakar tetapi belum ada satupun teori yang diterima
secara memuaskan oleh semua pihak. Teori tentang asal-usul kehidupan yang
pernah disusun oleh para ahli di antaranya:1. Kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas) 2. Kehidupan
muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio
spontanea) 3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap) 4. Kehidupan datang
di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan) 5.Kehidupan muncul berdasar
hukum fisika-kimia (evolusi biokimia) (Wiranto,2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari/tanggal :
Senin, 25 November 2013
Waktu :
14.00 s/d 15.50 WITA
Tempat :
Green House Biologi, FMIFA UNM
B. Alat dan bahan
1. Alat
a. 3 buah tabung reaksi
b. Gabus
c. Potongan aquades botol
d. Klem kayu
e. 1 buah lampu spiritus
2. Bahan
a. Air kaldu
b. Korek Api
c. Lilin
C. Prosedur kerja
1. Membuat
rak tabung reaksi
a. Mengambil potongan
aquades botol
b. Mengukur ukuran diameter
potongan aquades botol dengan gabus
c. Memotong gabus sesuai
dengan ukuran diameter potongan aquades botol
d. Membuat 2 potongan gabus
e. Meletakkan salah satu
gabus didasar potongan aquades botol kemudian yang lain diletakkan di permukaan
potongan aquades botol
f. Rak tabung siap
digunakan
2. Membuat
tutup tabung reaksi
a. Memotong gabus dengan
memperkirakan ukuran gabus yang dipotong lebih besar sedikit dari ukuran
diameter tabung
b. Mencoba memasangkan gabus
yang telah dipotong pada tabung reaksi, jika sudah pas, maka tutup tabung
reaksi siap digunakan
3. Melakukan
percobaan Lazarro Spallanzani
a. Memberikan label pada
tabung reaksi, A,B,C .
b. Mengambil air kaldu yang
disiapkan oleh laboratorium.
c. Menyalakan api pada
lampu spiritus.
d. Untuk perlakuan yang
dilakukan pada tabung A, yaitu menyumbat tabung dengan tutup gabus dan tetesi
lilin cair disela antara mulut tabung tutup, tanpa dididihkan.
e. Untuk perlakuan yang
dilakukan pada tabung B, yaitu memanaskan air kaldu pada tabung dengan cara
mengayun-ayunkan tabung B dengan klem kayu sampai mendidih, biarkan
tabung B terbuka
f. Untuk perlakuan yang
dilakukan pada tabung C, yaitu memanaskan air kaldu pada tabung dengan cara
mengayun-ayunkan tabung C dengan klem kayu sampai mendidih, kemudian segera
tutup dengan gabus dan tetesi lilin cair disela antara mulut tabung dengan
tutup gabus.
g. Meletakkan 3 buah tabung ke
rak tabung reaksi yang telah dibuat, tempatkan pada tempat yang tidak memberi
kesempatan pada factor lain yang dapat mempegaruhi hasil dari praktikum yang
dilakukan
h. Mengamati perubahan yang
terjadi pada 3 tabung reaksi dan mencatat perubahan yang terjadi pada
masing-masing tabung tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel
hasil pengamatan
2. Gambar
hasil pengamatan
3. Gambar
pembanding
B. Pembahasan
1. Tabung I
Pada tabung I dimana
perlakuan yang diberikan kepada tabung I yaitu tabung yang telah terdapat air
kaldu didalamnya dimana tabung ini telah diberi label A dibiarkan terbuka tanpa
dididihkan . Pada hari ke-0 sampai hari ke-2 air kaldu pada tabung tidak mengalami
perubahan karena oranagisme belum melakukan aktivitas. Pada hari ke-3 sampai
hari ke-4 terdapat perubahan yaitu air kaldu berubah warna dan terdapat endapan
di dalam air kaldu ini karena mulai mikroorganisme melakukan aktivitas. Pada
hari ke-5 atau hari terakhir pengamatan air kaldu yang terdapat di tabung
mengalami perubahan yang sangat besar yaitu baunya yang sangat berubah,
warnanya yang sangat keruh menunjukkan perubahan dan juga terdapat endapan yang
jelas pada air kaldu pada tabung I, ini disebabkan karena adanya mikroorganisme
yang terbawa oleh air kaldu. Tapi mestinya terdapat buih pada tabung, hal ini
terjadi karena organisme pada air kaldu kemungkinan belum sampai
pada tahap pembentukkan buih. Tetapi pada tabung ini perubahan sangat mencolok
pada bau,warna endapanya, walupun air kaldu ditutup tetapi air kaldu tidak
dididihkan sehingga organism yang terdapat pada air kaldu tidak mati.
2. Tabung II
Tabung
II yang dididihkan dan dibiarkan terbuka, pada hari ke-0 tidak ada perubahan. Hari
ke-1 dan ke-2 belum terjadi perubahan, ini disebabkan air kaldunya
dididihkan sehingga organismenya mati. pada hari ke-3 dan ke-4 air
kaldu mulai keruh dan juga terdapat endapan di dalamnya, kemudian pada hari
ke-5 tidak ada perubahan yang berarti, masih sama dengan perubahan yang di
alami pada hari ke-3 dan ke-4. Meskipun mikroorganisme sebelumnya mati karena
dididihkan namun tabung II ini tidak disumbat sehingga pada hari ketiga
memungkinkan munculnya organisme baru yang berasal dari udara.
3. Tabung III
Tabung
III yang dididihkan kemudian disumbat, pada hari ke-1 dan ke-3 pertama tidak
terjadi perubahan, pada hari ke-4 warnanya mulai keruh. Pada hari ke-lima air
kaldu keruh dan terdapat endapan ini dikarena pada saat praktikum sebelum menutup
tabung dengan gabus terdapat sebagian kecil oranganisme dari udara masuk ke
dalam tabung sehingga oranganisme itulah yang melakukan aktivitas dan
terdaptlah endapan pada air kaldu , pada hari kelima ini juga sumbatnya dibuka
untuk mengetahui bagaimana perubahan baunya, dan ternyata baunya masih sama
seperti hari ke-0 saat melakukan percobaan dengan kata lain tidak mengalami
perubahan bau. Hal ini terjadi karena air kaldu pada tabung dididihkan yang
menyebabkan organismenya mati, kemudian tabung ini disumbat yang menyebabkan
mikroorganisme diudara tidak bisa masuk tapi sebelum disumbat pada pengamatan
hari ke-0 kemungkinan ada sebagian kecil organism yang masuk ke tabung,
sehingga hasil pengamatan terakhir terdapat endapan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa benar bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.Ini dapat kita lihat dari percobaan
yang telah dilakukan terlihat air kaldu yang terdapat didalam tabung yang tidak
disumbat baik yang dididihkan atau tidak terjadi perubahan warna, bau serta
adanya endapan ini disebabkan oleh adanya aktivitas-aktivitas mikroorganisme
dari udara yang masuk ke tabung hal yang sama juga terjadi pada tabung yang
ditutup tapi tidak dididihkan, ini terjadi karena mikroorganisme tidak
distrerilkan. Lain halnya dengan tabung yang ditutup baik yang dididihkan
ataupun tidak, air kaldunya tidak mengalami perubahan yang berarti. Penjelasan
ini tentunya mematahkan teori abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati, dan membenarkan bahwa makhluk hidup itu berasal dari
makhluk hidup sebelumnya.
B. Saran
1. Untuk
asisten
Sebaiknya
dalam membimbing praktikan lebih banyak memperhatikan praktikannya, sehingga
jika ada kesalahan yang dilakukan oleh praktikan maka asisten dapat mengarahkan
sehingga praktikum dapt memiliki hasil yang baik.
2. Untuk
praktikan
Jangan terlalu banyak melakukan gerakan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan praktikum
3. Untuk
laboratorium
Alat-alat yang digunakan harap diperhatikan dengan baik, tidak
memberikan praktikan alat yang rusak, seperti misalnya tabung reaksi yang
retak.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, Kardiawarman, Suroso. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta: CV. Tarity Samudra Berlian
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar FMIPA UNM.
Winatasasmita, Djamhur. 1999. Biologi Umum.
Jakarta: Universitas terbuka
Wiranto,Chaidar. 2011. Asal Usul Mahluk Hidup. skp.unair.ac.id/
repository /.../
Asalusulmahlukhid_ChaidarWarianto_39.pdf. Diakses pada hari sabtu tanggal 1
Desember 2013.
LAMPIRAN
1. Apakah
yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas
?
Jawab : Yang menyebabkan perubahan kaldu pada
percobaan tersebut adalah Mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu.
2. Dari
manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu
tersebut ?
Jawab : Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan
pada kaldu tersebut berasal dari spora mahkluk hidup yang mungkin ikut terbawa
bersama kaldu dan mikroorganisme yang sempat dibawa oleh udara bebas.
3. Perubahan
pada kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ? Mengapa
bisa demikian ?
Jawab : kaldu yang mengalami perubahan adalah
air kaldu yang berada pada tabung yang kaldunya tidak disterilkan atau tidak
diisolasi tabungnya dari udara bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi
tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya ditutup tapi tidak disterilkan
kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut ke dalam tabung dapat
melakukan aktivitas.
4. Pada
tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ?
Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu yang tidak mengalami perubahan warna
dan bau adalah kaldu yang berada pada tabung yang disterilkan dengan cara
dipanasi dan diisolasi dari udara luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi
terjadi karena mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung mati pada saat
tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru tidak dapat berkembang karena tabung
terisolasi dari udara luar.
5. Mungkinkah
dari bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya
berasal dari makhluk hidup juga, bukan dari benda mati.
6. Hasil
percobaan diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat menyangkal teori
Generatio Spontanea ?
Jawab : Ya, karena hal ini dapat dibuktikan
dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap tabung. Pada tabung I mikroorganisme
yang menyebabkan perubahan pada kaldu adalah mikroorganisme yang berasal dari
spora yang terdapat pada kaldu, pada tabung II yang
meyebabkannya yaitu mikroorganisme yang berasal dari udara, sedangkan pada
tabung III, tidak terlalu mengalami perubahan karena tabung tersebut
dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.
TERIMAKASIH MBAK
BalasHapus